Rabu, 20 Juni 2012

GAHARU INDONESIAKU

Gaharu merupakan salah satu jenis tanaman yang paling banyak diburu orang. Penyebabnya yaitu tingginya nilai ekonomis dari kayu gaharu itu sendiri. Tumbuhan yang memiliki nama latin Aquilaria malaccensis ini bisa dikatakan merupakan tanaman saingan dari kayu cendana. Bisa dikatakan demikian sebab keduanya memiliki nilai ekonomis tinggi akibat kegunaannya sebagai bahan baku pembuatan aneka jenis wewangian yang dipakai manusia. Sekarang pohon gaharu tergolong spesies tanaman cukup sulit ditemui. Hal itu menyebabkan harga gaharu kian melambung tinggi.

Keunikan dari pohon gaharu adalah proses terciptanya gubal gaharu atau damar wangi yaitu bahan yang dipakai untuk bahan baku wewangian. Bila tanaman pada umumnya akan sakit dan mati terinfeksi penyakit sehingga orang akan berusaha mencari cara menyingkirkan tanaman dari segala infeksi, tapi semua itu tidak berlaku pada pohon gaharu. Pohon gaharu ini akan bermanfaat akibat terinfeksi penyakit. Infeksi ini terjadi akibat kapang parasit dari sejenis jamur yang bernama Phaeoacremonium parasitica. Infeksi ini menjadikan terciptanya gubal gaharu atau damar wangi. Budidaya gaharu masih sedikit dilakukan, baru beberapa orang saja yang melakukannya.

Baru akhir-akhir ini disaat pohon gaharu mulai langka dan harga jual getahnya semakin mahal. Usaha budidaya gaharu menjadi semakin dilirik pengusaha. Di Indonesia pengembangan pohon gaharu dilakukan di Kalimantan. Untuk melakukakan budidaya gaharu mudah hanya saja harus memiliki lahan yang cukup luas bila menginginkan hasil yang fantastis. Pohon gaharu memiliki sifat seperti tanaman hutan pada umumnya, untuk budidaya bisa dilakukan dengan menanam bibit dari anakan induk gaharu dengan jarak tanam sekitar tiga kali enam meter. Setelah umur sekitar 1 sampai 3 tahun bibit pohon gaharu sudah bisa dijual. Dan bila tanaman mencapai usia 10 sampai 15 tahun bisa dipanen getahnya, tapi sebelumnya disuntik dahulu obat pemuncul getah atau dengan kata lain obat yang menjadikan pohon gaharu terinfeksi.

Gaharu dikelompokkan menjadi 3 (tiga) sortimen, yaitu gubal gaharu, kemedangan dan abu gaharu.
1. Gubal gaharu adalah gubal kayu yang berasal dari pohon penghasil gaharu yang memiliki kandungan damar dengan wangi aroma yang agak kuat. Biasanya ber warna hitam atau kehitam-hitaman berseling coklat.
2. Kemedangan adalah kayu yang berasal dari pohon penghasil gaharu dengan kandungan damar berwarna putih keabu-abuan hingga kecoklatan dan berbau wangi dengan aroma yang lemah. berserat kasar, dan kayunya agak lunak.
3. Abu gaharu adalah serbuk kayu gaharu hasil proses penggilingan sisa-sisa serpihan atau pengerokam kayu gaharu.

Gaharu diperoleh dengan cara mengambilnya pada batang pohon gaharu yang sudah mati akibat terjadinya infeksi pada pohon tersebut sehingga menimbulkan damar wangi. Batang pohon gaharu yang telah ditebang kemudian dipotong atau dibelah untuk mencari bagian kayu yang mengandung kumpulan damar wangi. Kemudian potongan tersebut dikerok agar warnanya tampak jelas dan dikumpulkan sesuai dengan kandungan damarnya. untuk proses lebih lanjut. Sedangkan serpihan-serpihan kayu gaharu sisa pemotongan, pembersihan dan pengerokan, dikumpulkan kembali untuk dijadikan bahan pembuat abu gaharu. Manfaat gaharu dari dulu dipergunakan orang sebagai dupa pengharum dalam acara rirual keagamaan tertentu, bahan obat-obatan dan kosmetik. Kemudian pemanfaatan gaharu juga sampai pada bahan pembuatan parfum, sabun, body lotion, aroma terapi dan lain-lain.

Harga jual gaharu yang mahal dipasaran dan mulai langkanya pohon gaharu di hutan alam merupakan 2 faktor utama menjadi alasan pembudidayaan pohon gaharu. Biasanya jenis pohon penghasil gaharu Aquilaria malaccenss yang sering dibudidayakan karena bau aromanya sangat digemari penduduk timur tengah. .Sehingga harganya pun menjadi mahal di pasar Internasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar